Indonesia dan Liechtenstein Bangun Kolaborasi Akademik untuk Perkuat Pemahaman Lintas Budaya

Isu-isu yang banyak disoroti adalah peningkatan pemanfaatan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–EFTA (IE-CEPA), isu-isu geo-politik di kawasan, ASEAN, dampak kebijakan tariff AS, dan kesiapan kedua negara atas tren diversifikasi kemitraan kerja sama ekonomi yang tiak hanya brgantung kepada pasar tradisional, namun juga investasi industri berbasis teknologi dan inovasi.

Resepsi diplomatik

Resepsi Diplomatik memperingati 80 Tahun Kemerdekaan RI. (Dok KBRI Bern)

Usai seminar, digelar Resepsi Diplomatik memperingati 80 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia, yang dihadiri pejabat pemerintah, anggota Parlemen, kalangan bisnis, akademisi, serta korps diplomatik di Liechtenstein.

Dalam sambutannya, Christine Lingg dari Kemlu Liechtenstein, menegaskan bahwa acara ini memainkan peran penting dalam meningkatkan pemahaman publik terhadap potensi ekonomi Indonesia serta memperkuat jaringan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, termasuk dalam kerangka Indonesia-EFTA CEPA.

“Seminar dan resepsi diplomatik hari ini memainkan peran penting dalam meningkatkan awareness terhadap peluang yang yang signifikan di Indonesia, termasuk yang tercipta dari Perjanjian IE-CEPA, yang merupakan kemitraan ekonomi komprehensif pertama Indonesia dengan Eropa, khususnya antara Indonesia dan Liechtenstein,” ujar Lingg.

Sementara itu, Dubes Ngurah Swajaya menekankan bahwa tema peringatan 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia, “Bersatu Berdaulat, Rakyat Sejahtera, Indonesia Maju”, yang secara umum mengaskan komitmen “Unity and Prosperity,” mencerminkan semangat Indonesia untuk terus berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan dunia.

Swajaya menekankan, kegiatan ini menegaskan bahwa meskipun dunia menghadapi tantangan global, namun pada saat yang sama juga membuka momentum peningkatan kemitraan antara Liechtenstein dengan Indonesia.

“Indonesia percaya bahwa diplomasi, kerja sama, dan solidaritas lintas negara adalah kunci menghadapi tantangan global. Tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri; kita harus saling melengkapi,” lanjut Dubes Ngurah.

Ia juga menegaskan komitmen Indonesia untuk memperkuat hubungan ekonomi, sosial dan budaya dengan Liechtenstein, serta dengan negara-negara anggota EFTA lainnya.

Acara resepsi berlangsung dalam suasana hangat dan bersahabat, dengan pemutaran video promosi pariwisata Indonesia, penampilan tari Puspanjali, tari Condong, dan tari Kebyar Duduk, serta sajian kuliner khas Nusantara yang memikat para tamu.

Dalam kesempatan ini, KBRI Bern juga memperkenalkan program promosi wisata “10 New Bali” sebagai bagian dari kampanye pariwisata berkelanjutan Indonesia.***

Sumber: Siaran Pers KBRI Bern

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *