Penulis: Rieska Wulandari
Wartaeropa.com – Makanan Italia dikenal di seluruh dunia sebagai makanan nikmat. Makanan Italia juga dikenal sebagai diet Mediterranean, dengan kombinasi antara rasa dan nutrisi seimbang. Enak sekaligus sehat. Apa rahasianya?
Selama bermukim di Italia, saya melihat dan merasakan langsung bagaimana warga lokal memasak dan prinsip mereka soal makanan. Ini dia prinsipnya:

- Kilometer nol
Orang Italia sangat mengutamakan kesegaran makanan. Makin jauh perjalanan yang ditempuh untuk mendatangkan bahan, makin berkurang kualitas makanan, karena waktu tempuh dan perjalanan dianggap menghasilkan polusi dan jejak karbon. Jadi mereka lebih suka memetik makanan dari kebun/pot tanaman di halaman atau balkon sendiri. Setidaknya dari pertanian dekat rumah.

- Label asal makanan
Karena mereka sangat mengutamakan jarak, mereka juga sangat awas melihat dari mana sebuah produk berasal. Semua pertanian dan hasil bumi di Italia tak hanya dipantau oleh otoritas, tapi juga oleh konsumen. Misalnya, ada buah lemon dari Amalfi atau impor dari luar negeri, orang Italia akan memilih dari Amalfi. Pasalnya, mereka sudah tahu, kualitas lemon Amalfi yang tidak ada duanya. Begitupun daging, meski ada steak dari Argentina atau Australia, bahkan wagyu dari Jepang, tendensi orang Italia, akan mengambil daging lokal. Bagi mereka, daging harus segar dan sebisa mungkin tidak melakukan perjalanan jauh untuk sampai di meja makan kita. Makin pendek rantai perjalanan, makin higienis lah bahan makanan.

- Memasak sesuai musim
Bagi orang Italia, memasak sesuai musim sangat baik untuk kesehatan dan juga untuk keuangan. Misalnya, di musim panas, saat suhu udara juga sangat menyengat, sebaiknya makan buah buahan. Mereka biasa mengombinasikan melon dengan daging olahan prosciutto cotto, salad daun basil, tomat dengan keju mozzarella, yang disebut caprese. Juga salad tomat, daun roket, jagung manis, buah zaitun dengan daging tuna kalengan.
Kalau di musim dingin, menu yang disediakan jamur, sayur kabur, daging-dagingan, dan sebagainya. Bila anda memasak menu musim panas, artinya bahannya impor/diambil dari negara dua musim. Itu malah dianggap tak sensitif pada alam karena polusi transportasi.

- Tak mengandung lemak babi
Orang Italia cukup beruntung. Untuk kebutuhan minyak, mereka punya zaitun, bunga matahari, canola, dan berbagai sumber lainnya. Bahkan mereka bisa membuat minyak dari beras. Oleh karena itu, jarang sekali mereka membutuhkan minyak babi atau lemak babi (lardo). Hanya makanan tertentu saja yang membutuhkan lemak babi.

- Sangat presisi
Orang Italia sangat presisi mengenai resep, bahan, takaran, dan waktu memasak. Oleh karena itu, dapur nyaris seperti bengkel, tapi resik. Peralatan masak harus lengkap, dan alat penghitung, seperti timer dan timbangan harus tersedia. Bagi mereka, resep adalah hasil ilmu pengetahuan, bukan sekadar kearifan lokal. Memasak adalah laku seorang laborat kimia. Semua bahan sudah dipertimbangkan nutrisinya, waktu memasak, maupun rasanya.
Mereka tahu persis apa efek bumbu atau material yang mereka campur pada manusia. Misalnya, ada resep “milkshake stroberi vegan”, dengan bahan beras, gula, stroberi. Secara umum kita akan melihat resep ini baik-baik saja. Tapi bagi orang Italia, secara mental nama lain beras adalah glukosa dan kombinasi gula pasir, fruktosa dari stroberi. Dan beras yang mengandung glukosa adalah biang terjadinya diabetes.
Jadi jangan harap orang Italia akan terjebak pada prinsip seolah vegan tapi “jebakan Batman”.
Mereka juga sangat selektif pada penggunaan telur. Prinsipnya, dalam satu pekan orang dewasa tak boleh makan lebih dari lima butir telur.