Penulis: Tizi Timur
Wartaeropa.com – UANG tak bisa menyelesaikan segalanya. Tidak terkecuali di negara semakmur Swiss. Sejumlah calon haji asal Negeri Heidiland ini, meski siap membayar ongkosnya, gagal berangkat ke Tanah Suci.
“Ya, tahun ini tidak ada satu pun dari Swiss yang berangkat ke Mekkah,“ kata Desrial Anwar, Imam Masyarakat Muslim Indonesia di Swiss, kepada Haloeropa.com, Jumat (24/6/22).
Penyebabnya, imbuh Desrial, adalah sistem baru proses penyelengaraan naik haji yang diterapkan Kerajaan Arab Saudi.
“Tahun ini tidak bisa lewat travel agent. Harus langsung daftar online melalui platform Motawif,“ tutur Desrial.
Calon haji harus daftar perorangan ke platform itu. Setelah menyerahkan syarat naik haji, antara lain paspor, foto hingga sertifikat COVID, akan mengikuti proses undian. “Dan dalam proses undian itu, tidak seorang pun yang lolos,“ ungkap Desrial.

Tahun lalu, berangkat haji dari Swiss sangat mudah. “Tinggal daftar ke travel agent, dalam dua minggu sudah bisa berangkat,“ kenang Dewi Birrer.
Wanita yang berhaji pada 2015 ini, mengaku sangat diuntungkan dengan sistem lama. “Asal ada niat, ya berangkat,“ katanya.
Di Swiss, ongkos naik haii berkisar 5000 Swiss Franc, atau setara Rp 75 juta untuk 2 minggu di Arab Saudi.
“Sudah dapat hotel bintang lima,“ kata Dewi. Jumlah itu hanyalah sebulan gaji rata-rata pekerja di Swiss. “Jadi memang tinggal niat aja. Soal uang bisa ditabung di Swiss,“ tambahnya.
Akibat sistem baru ini, menurut Desrial, dari 40 calon haji, menyusut menjadi 17 orang. “Banyak yang mundur karena khawatir tidak bisa satu hotel dengan pasangannya,“ tuturnya. Dan ke-17 orang itu gagal menjalani undian.