Penulis: Rieska Wulandari
Wartaeropa.com – Upaya Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) menemui dua kepala negara, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang sedang berkonflik, mendapat perhatian dari sejumlah media di Italia.
Koran nasional Corriere Della Sera pada laman mereka menuliskan, Indonesia membuat langkah mengejutkan dengan mengundang Putin dan Zelensky ke KTT G20 di Indonesia, sekaligus menawarkan diri menjadi penengah antara Rusia dan Ukraina, guna mencari solusi yang dapat dinegosiasikan dalam perang.
Dalam berita itu disebutkan, Perdana Menteri Italia Mario Draghi mengharapkan partisipasi Vladimir Putin “dari jarak jauh” di G20 berikutnya, yang akan diadakan pada November 2022.
Menurut PM Draghi, itu adalah cara untuk menghukum presiden Rusia dengan secara fisik menekankan jarak dan keterasingannya dari para pemimpin lainnya. Tetapi kepresidenan bergilir G20 itu adalah milik Indonesia dan presiden negara itu memiliki ide yang berbeda, yaitu menggunakan KTT yang akan digelar di Bali itu, untuk melanjutkan dialog antara Putin dan Zelensky.
Selain itu, Draghi juga mengatakan, inisiatif Joko Widodo berbicara banyak tentang pendekatan yang berbeda antara kita orang Barat, dan bahwa mayoritas negara yang telah memilih bentuk “non-blok”, misalnya dengan menahan diri dari menerapkan sanksi ekonomi terhadap Rusia.
Jokowi meluncurkan inisiatif diplomatiknya beberapa hari ini, dekat dengan KTT G7 dan NATO, yang pertama kali diundang sebagai pengamat.
Mengambil keuntungan dari perjalanannya ke Eropa, Presiden Jokowi menambahkan dua tujuan kunjungannya. Pertama, di Kiev kemarin, dan yang kedua di Moskow hari ini.
Karena itu, ia memutuskan untuk mengundang Zelensky ke KTT G20, terlepas dari kenyataan bahwa Ukraina bukan anggota G20 (keanggotaan milik 20 ekonomi dunia terbesar berdasarkan PDB).