Setelah itu, seluruh hadirin berdiri untuk menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Di tengah acara, panitia pengumuman finalis sebanyak 15 orang. Juri meminta mereka untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan pakaian adat yang mereka pakai. Selain itu juga menjelaskan salah satu tradisi dari daerah sesuai baju yang mereka kenakan.
Para pemenang
Juara umum dimenangkan Hartini Turmuji dari Amstelveen. Juara pertama diraih Maria Arend (Apeldoorn). Juara kedua dimenangkan Paulina Zorn (Utrecht), dan juara ketiga diraih Tini van Gils (Den Bosch).
Pemenang favorit kedua adalah Vivi Subono (Almere), dan favorit pertama diberikan kepada Nuniek Christiyowati (Hellevoetsluis).
Edi mengaku, saat menggelar acara budaya semacam ini, ia tidak memikirkan keuntungan. Meski demikian, ia juga tidak mau mau nombok alias rugi.
“Jadi panitia tidak ada ambil untung dan nggak rugi juga. Yang penting promosi budaya bisa berjalan dan banyak warga Indonesia yang terlibat aktif serta merasa terhibur. Itu saja kita udah senang,” kata Edi sambil tertawa.
Edi menambahkan, acara ini sebenarnya memiliki idealisme tersendiri. Yaitu agar warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, dalam hal ini Belanda, tidak melupakan budaya Indonesia.
Tak jauh dari Amsterdam dan Den Haag
Sita menuturkan, panitia menggunakan gedung di Hoofdorp, mengingat lokasinya tidak jauh dari Amsterdam dan Den Haag.
Gedung Fokker Ijweg ini mampu menampung 500 orang. Namun panitia membatasinya hanya 300 tamu undangan. Sisa ruangan digunakan untuk panggung, tempat makanan, dan ruang untuk berjoget bersama.
Menurut Sita, persiapan acara ini sekitar 4 bulan. Tanpa diduga, tiket VIP seharga 17.50 euro terjual habis hanya dalam waktu beberapa minggu.
“Kami mengeluarkan 100 tiket VIP, dan tiket biasa seharga 12.50 euro/orang sebanyak 200 lembar,” tuturnya.
Awalnya kolaborasi seni
Ide kontes Karisma Wanita Indonesia ini bermula dari Sita Aulliya dan Edi De Dancer. Meskipun mereka belum lama kenal, namun keduanya merasa cocok satu sama lain.
“Saat itu lagi ada acara Wonderful Bali, bulan April 2022 lalu. Itu acaranya Edi. Pada saat persiapan di rumahnya, Northwijk – Zuid Holland, entah mengapa Edi merasa cocok aja,” kata Sita.
Awalnya Sita akan mengajak Edi untuk melakukan kolaborasi seni. Sita suka menulis puisi, sedangkan Edi piawai dalam menata tari serta event organizer.