Adapun Widodo, sang dalang, sebenarnya tidak memiliki darah Tionghoa. Dia mulai berkenalan dengan wayang potehi sejak kecil karena tinggal di belakang sebuah klenteng di kota kelahirannya, Blitar. Kala itu, dia kerap diminta membantu berbagai kegiatan untuk klenteng. Widodo lalu diizinkan belajar mendalang. Setelah menikah dan menetap di Jombang, Widodo pun bergabung dengan wayang potehi Gudo. Kini, dia menjadi salah satu dalang wayang potehi yang ternama, dan kerap diminta manggung saat Imlek di Jakarta.
Wayang Potehi berasal dari Provinsi Fujian, China Daratan. Ada beberapa versi cerita asal mula munculnya wayang Potehi. Ada yang mengatakan wayang potehi berasal sejak Dinasti Ming. Seorang pelajar bernama Liang Bing Lin yang berkali kali gagal ujian berdoa di kelenteng Xian Gong Miao, dekat danau Jiu Li, Fujian.
Konon Liang Bing bermimpi dihampiri seorang tua yang menuliskan di telapak tangannya “göngming gui zhangshang” yang artinya kemashuran muncul dari telapak tangan. Liang Bing yang merasa mimpinya merupakan tanda bahwa dia akan lulus, menjadi sangat kecewa ketika ternyata dia tetap tidak lulus.
Untuk melipur kesedihannya dia pulang ke kampung dan memainkan boneka boneka kecil yang dimainkan dengan telapak tangannya. Kepandaiannya bercerita dan menyusun kata kata mampu membuat pertunjukan boneka yang dimainkannya menjadi sangat termashur. Setelah itu Liang Bing baru menyadari makna mimpinya.
Cerita yang lain mengatakan bahwa wayang potehi dimulai dari lima tahanan yang dijatuhi hukuman mati. Di penjara mereka tidak mau menghabiskan hidupnya dengan bersedih. Mereka menghibur diri dengan membuat pertunjukan sederhana berupa boneka diiringi musik yang dibuat dari bahan sederhana yang mereka temukan di penjara. Bunyi bunyian akhirnya sampai ke telinga sang kaisar yang akhirnya menghadiahi mereka kebebasan.
Editor: Bune Laskar