Berbagai pentas tari dari sejumlah negara peserta festival menghibur para pengunjung. Antara lain, tari perut ala Timur Tengah, tari langkah sepatu ala Irlandia, musik jimbe dan perkusi ala Afrika juga peragaan busana dari berbagai negara menjadi hiburan dan pertunjukan yang menggembirakan.
Festival juga didukung cuaca yang terbilang cukup cerah bagi negara yang memiliki empat musim seperti Belanda.
Rombongan dari Indonesia membawakan kesenian tradisional Jawa Timur, yaitu Jaran Kepang dan dikemas dalam sebuah teater kecil yang berjudul “Kidung Tresna Galuh Chandrakirana”.
Bersama sejumlah pekerja seni di Belanda, penulis yang juga seorang penyair dan penulis cerita, sengaja mengangkat kesenian daerah dan sedikit sejarah kerajaan Kediri.
Dalam ceritanya, lakon teater “Kidung Tresna Galuh Chandrakirana” mengisahkan perjalanan seorang putri dari Kerajaan Kediri, Galuh Chandrakirana dalam mencari kekasihnya, yaitu Raden Panji Asmoro Bangun dari Kerajaan Jenggala.
Meski cerita Panji sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia non benda dan memiliki tujuh versi, namun dengan sentuhan sastra geguritan Jawa yang dipadu dengan musik seni peran dan tarian.