“Karena juga ada versi lain bahwa dia seorang pemabuk, sekaligus bisa berubah jadi perempuan,“ kata pengunjung lain.
Vesi apapun, kini tidak banyak yang peduli. Juga tidak banyak yang tahu. Yang pasti, tepat pukul 05.00, Bruder Fritschi akan membuka Fasnacht secara resmi, melalui Urknall, berupa ledakan 18 kembang api di atas telaga indah ini.
Dan ketika ledakan itu datang, puluhan ribu penonton menyaksikannya secara langsung. Tidak terkecuali live streaming yang dilakukan puluhan stasiun televisi.
Dan mulailah hingar bingar karnaval mewarnai kota Lucerne. Swiss yang biasanya rapi, bersih dan teratur, berubah berantakan. Sampah di mana-mana, botol bir berserakan di jalanan. Suara Gugge Musik memekakkan telinga.
“Pesta karnaval terbesar di Swiss resmi dimulai,“ kata Carlo de Simone, Vater des Bruder Frischi.
Ada banyak versi mengapa karnaval ini muncul, selain terkait dengan kisah Bruder Fritschi.
Satu versi menyebutkan, ratusan tahun lalu perlu kegaduhan suara, kilatan cahaya dan topeng yang menyeramkan untuk mengusir roh jahat dan udara dingin.
Versi yang dikaitkan kaitkan dengan agama menyebutkan, inilah saatnya untuk pesta pora, sebelum tiba saatnya puasa.
Selama seminggu, Lucerne seperti kota yang sedang berada dalam cengkeraman ketidakteraturan. Meskipun pawai karnaval hanya terjadi di tiga hari, yakni Smutzige Donnerstag, Rüddig Montag dan Güddis Dienstag, hampir tiap hari ada konser musik di mana-mana.
Orang juga bisa buang sampah sembarangan, mabuk-mabukan, atau menari-nari di jalanan. “Das ist Fasnacht, das ist Leben (inilah pesta karnaval, inilah kehidupan),“ teriak seorang pemuda di jalanan.
Turis banyak yang tidak tahu karnaval ini. Biasanya terkaget kaget ketika tiba di Lucerne, dan menyaksikan betapa berantakannya kota indah di Swiss Tengah ini.