Masalah lama yang terus menggunung
Seorang ahli politik Italia yang tidak mau disebutkan namanya, kepada Warta Eropa mengatakan, masalah ini bermula dari kebijakan politik Italia yang memberikan kebaikan dan kemudahan kepada para pengungsi. Namun tanpa kontrol dan kurangnya kerja sama dengan negara-negara di Afrika Utara.
Dua faktor itu menjadi semakin kompleks, terutama di tingkat Uni Eropa. Ditambah Amerika Serikat yang tidak membantu, bahkan cenderung berkontribusi pada instabilitàs dan ketidakstabilan di beberapa wilayah, Libya, Suriah, dan zona perang lainnya. Alhasil arus pengungsi terus meningkat ke wilayah Uni Eropa.
Selain masalah pengungsi, kelompok kriminal terorganisir juga membuat situasi semakin ruwet.
“Italia bersama UE harus membangun kerja sama dengan negara asal pengungsi dengan memperbaiki dan mengembangkan negara agar tidak harus mengungsi dari Tanah Airnya,” tandasnya.
Sejauh ini, menurut politisi itu, Amerika Serikat tidak banyak membantu dalam masalah ini. Tetapi Uni Eropa harus segera mengambil langkah. Jika tidak, Eropa akan runtuh akibat masalah ini,” imbuhnya.
Tragedi berulang
Pada 2015, sebuah kapal berpenumpang lebih dari 600 pengungsi tenggelam dalam pelayaran dari Libya menuju Italia.
Menurut badan migrasi PBB, dalam beberapa bulan terakhir, korban tewas di Mediterania antara 100 dan 300 orang.
Sampai saat ini setidaknya terdapat 12.000 pengungsi yang berhasil mencapai Italia sepanjang tahun ini. Sebanyak 678 di antaranya melalui Calabria. []