Pemerintah Paksakan Reformasi Sistem Pensiun, Prancis Terancam Krisis Politik

Penulis: Sita Phulpin

Wartaeropa.com – Kota Paris ibarat lautan sampah. Sekitar 5.600 ton sampah yang tidak terangkut bertumpuk di sepanjang trotoar Paris dan juga di kota-kota lainnya di Prancis.

Bukan itu saja. Wajah kota Paris yang tadinya resik, kini berubah menjadi tempat tikus berpesta pora!

Kondisi menyedihkan itu terjadi setelah para petugas kebersihan yang berstatus pegawai negeri melakukan pemogokan.

Ribuan ton sampah menumpuk di kota Paris dan kota-kota lainnya. Akibat penerapan reformasi sistem pensiun sepihak oleh pemerintah. (Foto: Sita Phulpin)

 

Biangnya adalah reformasi sistem pensiun yang akan diterapkan oleh pemerintahan mandat ke-2 presiden Emanuel Macron.

Yang ditentang dari refomasi itu adalah perpanjangan usia legal pensiun bagi kebanyakan para pekerja Prancis.

Usia pensiun bergeser dari 62 tahun menjadi 64 tahun bagi mereka yang lahir setelah 1 September 1961. Atau dihitung masa 43 tahun masa kerja, tergantung jenis pekerjaannya.

Warga Prancis menyatakan keberatan dengan perpanjangan usia pensiun tersebut. Terutama setelah masa pandemi, mereka menganggap hidup tidak hanya di seputar dunia kerja. Ada hal lain juga penting di luar urusan mencari uang.

Pemogokan itu tak hanya dilakukan para petugas kebersihan. Para pegawai di berbagai sektor vital juga melakukan pemogokan, seperti sektor transportasi dan energi.

Krisis politik di Prancis diperparah sejak Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne menggunakan Pasal 49.3, agar teks dalam reformasi pensiun disahkan tanpa melalui voting anggota parlemen.

Pasal 49 paragraf 3 Konstitusi Prancis memberi wewenang untuk meloloskan rancangan undang-undang tanpa melalui proses pemungutan suara di Majelis Nasional dan Majelis Rendah parlemen Prancis.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *