Atas kecintaannya terhadap Bali, semua bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun Pura seperti batu lava hitam dan kayu jati didatangkan langsung dari Bali dengan 300 kontainer.
Pura yang dibangun di atas tanah seluas enam hektar ini merupakan Pura agama Hindu yang terbesar di Eropa dan menjadi sentra budaya Bali juga tempat beribadah.
Winda Yuliani seorang warga Bali yang bermukim di Belanda sudah kali ketiga datang untuk beribadah di Pura Agung Santi Bhuwana.
“Setiap saya datang beribadah ke sana, saya selalu merasakan berada di rumah sendiri. Bertemu dengan teman-teman baru sesama orang Bali, berbahasa Bali lalu mendengarkan kidung yang dinyanyikan juga suara gamelan yang begitu indah,” ungkapnya.

Winda juga bercerita pada hari itu ketika pertunjukan Barong dan Rangda beserta Rarung, ada seorang warga Indonesia berasal dari Polandia mengalami kerauhan yaitu ada roh lain yang memasuki tubuh dan menguasainya seperti kesurupan.
“Beruntung saya sudah terbiasa melihat dan mengalami kejadian serupa jadi sudah tidak terlalu kaget lagi,” jelasnya.
Namun Winda percaya bahwa Pura Agung Santi Bhuwana adalah pura yang suci karena sudah disucikan sebagaimana mestinya oleh para pandita.
Informasi terkini tentang pelaksanaan piodalan atau ritual upacara selanjutnya dapat diikuti di laman Facebook Pura Agung Santi Bhuwana Belgia.
https://www.facebook.com/photo/?fbid=470510811920139&set=a.107091841595373