Berlin, Wartaeropa.com – KBRI Berlin, Selasa 12 September 2023, menggelar forum dialog bagi masyarakat dan diaspora Indonesia di Berlin dan sekitarnya. Forum yang dihadiri sedikitnya 100 orang perwakilan berbagai kelompok masyarakat dan diaspora Indonesia di Berlin itu membahas isu-isu terkait kebhinnekaan dan kerukunan masyarakat di Indonesia.
Kerukunan dan persatuan
Pada forum diskusi itu dibahas bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki lebih dari 300 suku bangsa dan 700 bahasa daerah.
Selain itu memiliki enam agama resmi dan berbagai kelompok kepercayaan. Namun tetap bersatu selama 78 tahun Indonesia Merdeka. Ini merupakan contoh yang sangat baik bagi masyarakat dunia.
Kendati demikian, ini tetap menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat Indonesia, baik generasi terdahulu maupun generasi muda, untuk menjaga kerukunan dan solidaritas antarkelompok di Tanah Air.
Diskusi ini mengingatkan agar setiap warga Indonesia di manapun berada, turut berperan aktif dalam memelihara kerukunan dan tidak terpancing isu-isu yang dapat memecah belah persatuan.

Tokoh nasional berbagi pengalaman
Diskusi yang disponsori KBRI Berlin ini menghadirkan beberapa tokoh nasional, seperti Prof. Abdul Mu’ti (Sekretaris Umum PP Muhammadiyah), Yenny Wahid (Wahid Foundation), dan Prof. Din Syamsuddin (Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC).
Mereka berbagi pengalaman saat mengikuti konferensi
“The Audacity of Peace: International Meeting for Peace – Religions and Cultures in Dialogue”, yang digelar selama tiga hari di Berlin.
Pada konferensi internasional itu, mereka diundang untuk menghadirkan perspektif Indonesia dalam pembahasan isu-isu perdamaian dan kerukunan beragama.
Konferensi tersebut diselenggarakan oleh Komunitas Sant’Egidio, pada 10-12 September 2023, di berbagai lokasi di Ibu Kota Republik Federal Jerman itu.
Selama tiga hari, konferensi diisi berbagai diskusi dengan topik-topik, seperti krisis kemanusiaan global, tantangan-tantangan terhadap demokrasi, hak-hak anak, serta peran agama dalam konflik dan perdamaian.