Ini Dia Sosok di Balik Peragaan Busana Batik Indonesia di Milan

Berawal dari hobi seni membuat kriya yang kemudian dikembangkan menjadi usaha bisnis Aksesoris khas Papua.

Ia kemudian mengenal dan belajar dunia fashion setelah bergabung menjadi anggota Bidang Fashion Designer Papua Youth Creative Hub Jayapura.

Kemampuan seni yang dipelajarinya secara otodidak kemudian diasah dan dikembangkan menjadi beragam desain busana yang memiliki karakteristik Papua.
Instagram @lusysampary_umbora

Alfianty Mandosir

Ketertarikan pada dunia seni dan desain telah dimiliki sejak masih kanak-kanak. Sanggar seni milik keluarganya turut mendukung pengembangan kemampuan seni tari dan kriya.

Setelah bergabung menjadi anggota bidang Fashion Designer Papua Youth Creative Hub, ia berlatih bersama para anggota lainnya dan membuat karya-karya busana yang bertema khas Papua.

 

Yan Fredrik Pepuho

Dilatih oleh kedua orang tua menjadi entrepreneur sejak duduk di bangku sekolah.

Pemuda kelahiran 3 November 1990 ini mewarisi darah seni dari keluarga besar di Sentani yang dikenal sebagai penghasil lukisan kulit kayu dari Papua.

Hingga saat ini bekerja sebagai freelance dalam bidang jasa fotografi dan pembuatan media komuikasi digital.

Mulai mendalami dunia fashion sejak 2018 untuk menunjang karir fotografer dan mendapat pembinaan secara intens melalui Papua Youth Creative Hub (PYCH) Bidang Fashion sejak Juni 2023 untuk Papua Street Carnival 2023

Antika Cita Panerus

Sarjana Pendidikan Tata Busana UM. Aktif dalam kegiatan fashion saat menempuh pendidikan perguruan tinggi.

Saat ini merintis usaha fashion dalam bidang Adibusana custom made dan custom rent. Dan mulai bergabung bersama team PYCH saat kegitan Papua Street Carnival 2023

Kathrine Ambasari

Berasal dari kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Hobi mendesain didapat dari bakat yang diturunkan oleh ibudanya.

Ia juga sering mengikuti kursus desain busana, serta memiliki pengalaman sebagai model, dan senang membuat kostum untuk anak perempuan dan orang dewasa.

Ciri khas desainnya adalah gaun dan kebaya dengan tema “Glam Vibes” dan pembuatan gaun menggunakan kombinasi kain khas Sasirangan.

Fahmi Refa

Lahir di Banjarmasin pada bulan November 1967, menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta.

Menjadi desainer otodidak, dan belajar banyak dari pengalaman bersama teman-teman desainer lainnya.

Memulai bisnis Brand Fahmi Sasirangan pada tahun 2019, sebelumnya mendirikan Brand Fahmi Kebaya dan Gaun Pengantin.

Saat ini menjabat sebagai Ketua Organisasi APPMI (Himpunan Pengusaha Perancang Busana Indonesia), perwakilan Kalimantan Selatan, dan bertugas membina desainer muda Kalimantan Selatan.
Instagram @fahmi_sasirangan_refa_galler

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *