Kenapa Selalu Ada Cokelat Berbentuk Telur, Kelinci dan Lonceng Saat Perayaan Paskah?

Telur dari cokelat baru muncul pada abad XVIII, saat bangsa Eropa mulai mengenal cokelat yang dibawa dari Amerika Latin.

Awalnya orang-orang memanfaatkan kulit telur yang masih utuh bentuknya yang berlimpah untuk mencetak cokelat.

Berkat kegigihan para pembuat dan penjual cokelat, kini perayaan Paskah diasosiasikan dengan cokelat dalam bentuk telur, kelinci, lonceng dan ayam, sebagai simbol Paskah.

Ini murni aspek komersial. Industri cokelat pun memanfaatkan dengan baik perayaan Paskah untuk mengais rejeki.

Apalagi cokelat lebih mudah dikonsumsi dan lebih menggugah selera daripada telur. Benar, bukan?

Di samping telur cokelat, biasanya ada juga cokelat berbentuk kelinci, lonceng, dan ayam.

Simbol kesuburan

Kelinci, simbol kesuburan. (Foto: Sita Phulpin)

Ternyata di beberapa bagian Eropa, kelinci lah yang menjadi lambang musim semi.

Binatang lucu yang gampang beranak pinak ini menjadi simbol kesuburan, yang berarti pula simbol kehidupan.

Sedangkan lonceng, berdasarkan dari catatan sejarah, baru digunakan gereja Katolik pada abad keenam, sebagai pemberitahuan bagi para jemaat bahwa ibadah akan dimulai.

Namun, pada abad VII, untuk menandai rasa duka atas penderitaan Yesus selama tiga hari sejak ditangkap hingga disalib, lonceng-lonceng gereja tak dibunyikan.

Absennya suara lonceng menjadi pertanyaan anak-anak zaman itu. Agar mudah dipahami oleh anak-anak, para orang tua menceritakan bahwa lonceng gereja sedang terbang ke Vatikan untuk menemui Paus, pemimpin umat Katolik sedunia.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *