“Saya membayangkan zaman saya sekolah dulu di Jakarta, dan saat mengikuti upacara seperti ini.  Tapi sekarang saya merasakannya lagi dengan suasana yang berbeda.  Jauh dari Tanah Air,” kata Erry dengan mata berkaca kaca.

Sedangkan Sita Harsono, warga Indonesia yang tinggal di Utrecht mengatakan, selama lebih dari 20 tahun tinggal di Belanda,  baru kali ini ia datang ke Wassennar.

Delima dan suaminya. Mereka kompak dan bangga menggunakan baju daerah, saat mengikuti upacara 17 Agustus di Belanda. (Foto: Yuke Mayaratih)

 

Sita ingin melihat bagaimana upacara 17 Agustus di Belanda.  “Kebetulan jadwal kerja saya libur di hari Rabu.  Makanya bisa ada di sini. Biasanya kan setiap 17-an selalu hari kerja. Jadi nggak bisa datang juga,”  tuturnya.

Upacara 17 Agustus di negeri orang membangkitkan memori saat melakukan upacara di sekolah di Tanah Air. Anak-anak pun mengenakan kebaya. (Foto: Yuke Mayaratih)

 

Meski hari makin siang, para tamu undangan tak langsung pulang. Mereka melakukan silaturahmi  sambil santap siang bersama. Menunya, seperti biasa menu tradisional. Misalnya, mi bakso, nasi rendang, urap, dan nasi kebuli.

Acara panggung gembira diisi dengan pertunjukan siswa dan siswi sekolah indonesia Den Haag, permainan angklung dari diaspora, dan paguyuban seni budaya Indonesia.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *