Warga Indonesia di Swedia Rayakan Hari Kemerdekaan RI dengan Piknik

”Ini kesempatan baik bagi Indonesia untuk mempelajari sistem green economy dari Swedia. SKF akan menggunakan 99% tenaga kerja lokal dari Indonesia. Sebagian besar dari mereka adalah lulusan
ITB,” tuturnya.

Lebih jauh Dubes Kamapradipta mengekspresikan kebanggaannya, bahwa para politisi di parlemen dan pejabat Swedia punya kesan yang baik terhadap diaspora Indonesia. ”Menurut mereka, orang Indonesia adalah penduduk yang baik, pekerja keras, memberi kontribusi di bidang ekonomi, taat hukum dan bisa berintegrasi dengan masyarakat Swedia,” ujarnya.

Permainan ala tujuhbelasan

Sebagaimana lazimnya pesta rakyat di Tanah Air, acara Piknik Kemedekaan ini dimeriahkan dengan permainan-permainan ala tujuhbelasan, seperti tarik tambang, balap karung, lomba jalan dengan bakiak, dan lain-lain.

Lomba makan krupuk. (Foto: Nina Hansson)

 

Lomba diawali lomba makan kerupuk dalam wadah selama 5 menit, yang dinamakan Makan Ullared. “Perlombaan yang paling exciting di dunia,” kata Holley Stringham, mahasiswi asal Amerika Serikat yang sedang belajar di Universitas Lund. Holley, yang pernah tinggal di Jakarta dan fasih berbahasa Indonesia itu merasa senang bisa mengikuti perayaan HUT Kemerdekaan Indonesia.

Perlombaan untuk anak-anak. (Foto: Nina Hansson)

 

Acara semakin seru saat diputarkan musik dangdut. Orang-orang pun berjoget dengan gembira, diikuti tari Maumere dan Poco-Poco, yang dipimpin Shintia Suryama, instruktur zumba profesional yang sedang mendampingi suaminya mengikuti pendidikan pasca sarjana.

Berjoget Poco-poco. (Foto: Nina Hansson)

 

Maumere terbukti bisa membuat peserta piknik yang berasal dari Indonesia dan Swedia tertarik untuk bergoyang bersama di bawah terik matahari musim panas.

Piknik di musim panas. (Foto: Nina Hansson)

 

Yolan Erlanda, mahasiswa Indonesia yang baru seminggu belajar Environment and Sustainable Science di Lund University, berkomentar. “Ini kegiatan tujuhbelasan pertama yang saya ikuti di luar negeri. Nggak nyangka suasananya sangat kekeluargaan.”

Sementara itu, Dian Wahyu Utami, mahasiswi Indonesia asal Yogyakarta yang baru menyelesaikan pendidikan di bidang Human Geography selama dua tahun di Universitas Lund menambahkan, ”Meskipun jauh di luar negeri, akhirnya saya bisa tetap merayakan Hari Kemerdekaan bersama Bagus. Saya bisa merasakan kehangatan dan kebersamaan khas Indonesia. Saya jadi merasa bahwa Indonesia itu memang besar.”

Editor: Tian Arief

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *