Pesta Rakyat ini yang menyuguhkan berbagai tarian Nusantara. Sebagai pembuka, hadirin disuguhi alunan gamelan dari kelompok Wacana Budaya. Ada juga konser angklung dari kelompok KJRI Frankfurt.
Sementara itu, kelompok seni Swarga Loka menampilkan Tari Piring dari Sumatera Barat dan tari Gandrung dari Banyuwangi. Ada yang istimewa, tari Gandrung ini dibawakan oleh dua penari pria. Sedangkan kelompok Pesona Indonesia and Friends membawakan tari Enggang asal Kalimantan dan tari Bapang.
Tak hanya penampilan generasi muda. Para diaspora lansia yang tergabung dalam Selindo (Senioren Lansia Indonesia) menyanyikan lagu yang syairnya menyemangati generasi muda untuk berkarya.
Baju daerah
Peringatan 17 Agustus itu menjadi ajang pamer pakaian daerah Nusantara. Seperti Etty Prihantini, siang itu hadir dengan kebaya kuning dan kain batik yang diwiru. Kondenya berhias sandat, dan telinganya dihiasi subeng khas Bali.
“Hari ini saya akan tampil menari Rejang Renteng bersama teman-teman,” ujarnya kepada Warta Eropa, dengan penuh semangat.
Etty tidak sendirian. Hari itu banyak diaspora yang hadir mengenakan baju baju daerah.
Makanan tradisional
Pada Pesta Rakyat itu, sejumlah kelompok masyarakat dan individu menggelar bazaar makanan khas Indonesia. Sebut saja batagor, siomay, lontong sayur, lemper, hingga kue lapis surabaya.