Tragedi Stadion Kanjuruhan dan Peradaban Romawi

Penulis: Rieska Wulandari

Wartaeropa.com – Awal bulan ini (1/10/22), kita dikejutkan oleh Tragedi Kanjuruhan, yaitu kerusuhan  seusai pertandingan bola di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, yang merenggut ratusan nyawa suporter kesebelasan Arema Malang.

Saya sungguh prihatin dan menyayangkan, mengapa itu semua bisa terjadi. Jika kita tengok negara-negara Eropa dan Amerika, peristiwa semacam ini kerap terjadi. Tentu saja dengan kondisi yang berbeda. Namun kita bisa memetik pelajaran dari negara yang memiliki “tradisi” stadion/arena pertandingan yang sudah tua. Bagaimana mereka me-manage-nya.

Arena untuk pertandingan olah raga dan gladiator di Pompeii. (Foto: Rieska Wulandari)

 

Zaman Yunani dan Romawi

Peradaban Yunani melahirkan Olimpiade dengan mega stadion di Athena. Tradisi stadion/arena/colosseum itu kemudian dilanjutkan oleh peradaban Romawi.

Pemerintahan Romawi juga suka meng-entertain warganya. Karena warga bayar pajak, maka pemerintah membuatkan jalan. Itu prinsip bahwa semua orang harus punya akses ke ibu kota, dan sebaliknya.

Pemerintah saat itu menghitung jumlah penduduk di tiap wilayah, kemudian membangun infrastruktur, seperti jalan, jembatan, saluran air (acquadotto). Sampai sekarang, kita aman meminum air keran, karena sistemnya sudah dibangun sejak zaman Romawi, bahwa semua orang punya hak akses air bersih.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *