Terkadang tampak batu bata sebagai dekorasi. Zaman itu hanya segelintir keluarga tajir melintir yang mampu membangun kembali rumahnya dengan gaya renaissance asal Italia yang megah dari bebatuan yang lebih kokoh.

Pasca-Perang Dunia 2 terjadi resesi ekonomi. Akibatnya rumah-rumah tua itu menjadi kumuh tak terawat.

Banyak pihak yang ingin merobohkan rumah-rumah tua itu, dan menggantinya dengan gedung-gedung modern.
Namun Asosiasi Perlindungan Warisan Budaya Troyes menolaknya, bahkan berhasil meyakinkan masyarakat untuk melestarikannya.

Salah satu sudut kota Troyes yang asri. (Foto: Sita Phulpin)

 

Rumah yang kondisinya masih bagus direnovasi. Sedangkan yang sudah rusak parah dirobohkan atau direkonstruksi persis seperti aslinya.

Saat ini pun masih tampak beberapa gedung yang menunggu giliran direnovasi.

Alhasil Troyes kini tercatat sebagai salah satu kota yang memiliki rumah berkerangka kayu terbanyak di Prancis.

Kini justru rumah-rumah kayu itulah yang menjadi daya tarik Troyes.

Rumah Jeanne d’Arc, pahlawan Prancis yang juga santa. (Foto: Sita Phulpin)

 

Rumah miring

Ada yang menarik lagi. Banyak di antara rumah kayu itu miring. Biangnya jenis tanah yang tidak mendukung.

Pada akhir abad pertama sebelum Masehi, Troyes dibangun oleh suku Tricasse di atas tanah berawa.
Seiring perjalanan waktu, gerakan tanahnya menyebabkan banyak rumah menjadi miring.

Namun para wisatawan jangan khawatir. Tinggal di dalam rumah kayu berusia ratusan tahun yang sudah direnovasi tak berbahaya.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *