Pemilu di Italia: Tak Terdata, Warga Panggil Media

Penulis: Rieska Wulandari

Roma, Wartaeropa.com – Diaspora Indonesia di Milan, Italia, yang gelisah karena takut tak bisa menyalurkan hak pilih pada Pemilu 2024, akhirnya bisa bernafas lega. Mereka akhirnya mendapatkan kertas suara dari Panitia Pemilihan Luar Negeri Roma dan bisa mencoblos.

Dengan bangga mereka menunjukkan salah satu jari mereka yang berwarna ungu, sebagai tanda telah melaksanakan haknya dalam memilih presiden dan wakil rakyat.

Sebelumnya, mereka melaporkan ketidakpastian mereka, apakah bisa menyalurkan aspirasi politiknya sebagai warga Indonesia ke media, hingga mendatangkan jurnalis ke hadapan PPLN.

Diaspora Indonesia di Milan Italia gelisah karena tak mendapat kepastian, apakah mereka bisa mencoblos. (Foto: Rieska Wulandari)

“Ya saya terpaksa panggil media, khawatir istri saya tak dapat surat suara karena seluruh keluarga saya dapat. Saya dan tiga anak saya dapat tapi istri saya tidak, padahal daftarnya bersamaan,” kata Ivan Datudey, warga yang telah mukim di Milan selama hampir 20 tahun.

Ketidaksinkronan data memaksa warga mengadukan situasi ini pada jurnalis, supaya mereka mendapatkan kertas suara.

Setelah menunggu berjam-jam, mereka berinisiatif memanggil jurnalis dan panitia kemudian meminta mereka untuk mengisi daftar nama dan memanggil mereka satu per satu untuk menyalurkan hak pilihnya pada Pemilu 2024.

Warga seusai pencoblosan. (Foto: Rieska Wulandari)

Memang, setelah jurnalis datang menghimpun pengaduan dan keluhan warga, surat suara seolah-olah tiba-tiba tersedia, dan warga pun bisa mencoblos.

Jumlah warga belum kebagian kertas suara sampai 200 nama. Sungguh suatu angka yang tidak sedikit.

Sebelumnya, PPLN Roma menyatakan bahwa surat suara di Milan kurang 107 lembar, karena ada selisih antara data awal dan permintaan susulan dari warga, termasuk mahasiwa yang baru datang untuk menuntut ilmu di Italia.

Unjuk jari. (Foto: Rieska Wulandari)

Tak seperti Pemilu 2019 yang pendataannya sangat rapi dan bahkan meriah. Tahun ini, Pemilu di Milan tampak kelabu dan menyisakan banyak pertanyaan.

“Kalau tidak ada jurnalis, surat suara bisa mubazir, apa mungkin mau dibolongi sendiri?” keluh seorang warga yang tak mau disebut namanya. Ia mengungkapkan kecurigaannya pada dinamika Pemilu yang tak menentu.

Dipertanyakan

Petang semakin larut. Panitia akhirnya memanggil nama, dan nama yang dipanggil bersorak gembira karena akhirnya bisa menyalurkan hak pilihnya. Termasuk Zen, WNI yang jauh-jauh datang dari Como, satu jam dari Milan.

“Saya tidak dapat informasi apa-apa. Jadi saya heran, kok tahun ini pemilu tidak informatif. Saya nekat datang karena tak mau kehilangan hak aspirasi,” ujarnya.

PPLN menjelaskan bahwa dari jumlah Surat Suara di KSK Milan ada 368 surat suara dengan detail Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 307 dan cadangan sebanyak 7 surat suara.

Paslon manakah yang unggul di Italia? (Foto: Rieska Wulandari)

Padahal, permintaan tambahan per 9 Februari 2024 adalah 41 dari RTS, 14 dari TPS Roma, dan ada pengurangan per 9 Februari sebanyak 1 suara ke KSK Malta.

Maka total menjadi 368 surat suara, berupa 307 DPT dan 61 Cadangan.

Kendati telah mendapat surat suara, warga tetap mempertanyakan, mengapa jumlah DPT 307 dan yang tak terdata sebanyak 200 orang.

Bilik suara. (Foto: Rieska Wulandari)

PPLN beralasan bahwa banyak peserta DPT tidak hadir sebanyak 30-40 persen dan suratnya akhirnya dialokasikan untuk mengakomodasi warga.

Melihat situasi ini, Rizky, WNI yang tinggal di Milan, mempertanyakan sistem pendataan dari panitia.

“Kok bisa data yang tidak sinkron pada akhirnya semua bisa dapat surat suara. Ini kan sangat amburadul dan membuat kekhawatiran serta situasi yang serba tak menentu di lokasi pemilu? Panitia perlu banyak evaluasi untuk pemilu selanjutnya,” tandasnya.***

Related Post

One thought on “Pemilu di Italia: Tak Terdata, Warga Panggil Media”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *