Pariwisata Italia Kembali Pulih, Hotel Bisa Terisi 100%

Penulis: Rieska Wulandari 

Wartaeropa.com – Setelah perang Rusia-Ukraina, situasi pariwisata Italia tahun ini kembali pulih. Kendati tidak ada tamu dari Rusia, tingkat hunian hotel di negara itu mencapai 100 persen.

Menurut Patrizio Cangini, Direktur Tony Hotels Snc, di Rimini, Italia, situasi pasca-COVID-19 memperlihatkan respon yang positif.

“Situasi pasca-COVID bisa saya katakan sangat positif. Pariwisata mampu bangkit kembali dengan baik. Para tamu sangat merasa butuh liburan, jadi berjalan dengan sangat baik. Ini juga merupakan iklim yang memecahkan rekor di mana cuacanya sangat panas dan laut adalah tempat yang tepat untuk menghindari kekeringan. Jadi saya menyambut udara panas,” ujarnya kepada Warta Eropa, ketika ditemui di ruang kerjanya, pekan ini.

Pariwisata Italia kembali berdenyut. Pantai kawasan Adriatik pasca-COVID dipenuhi wisatawan. (Foto: Rieska Wulandari)

 

Cangini menyebutkan, hotel yang dikelolanya 100 persen terisi, kendati tidak ada tamu dari Rusia, seperti tahun-tahun sebelumnya.

“Saya bersyukur, hotel saya penuh dibooking tamu. Tapi seandainya tidak perang, tentu situasi bisnis lebih baik,” sebutnya.

Otoritas Italia memperkirakan, pada musim panas 2022 lebih dari 28 juta orang Italia diperkirakan akan berlibur dan melakukan 62,8 juta perjalanan wisata. Termasuk perjalanan ke luar negeri. Setiap wisatawan Italia akan menghabiskan hampir 300 euro untuk kunjungan akhir pekan, 540 euro untuk liburan 3 hingga 6 hari, dan 1.250 euro untuk liburan selama tujuh hari atau lebih.

Catatan statisca.com menunjukkan, pada Maret 2022, neraca pariwisata Italia mencapai 618 juta euro. Angka ini naik signifikan dibandingkan dua tahun pertama pandemi virus corona (COVID-19) dan hampir menyamai neraca pariwisata yang dilaporkan pada Maret 2019.

Seorang wisatawan mengatakan, ia sengaja datang ke pantai Adriatik, karena kawasan ini dikenal sangat memahami kebutuhan kaum muda.

“Kami berada di Rimini karena kami semua berlibur bersama. Kami adalah sekelompok pria berusia 16-18 tahun. Kami tinggal selama 5 malam-6 hari dan sengaja datang untuk bersenang-senang, karena tahu bahwa Riviera (pantai Adriatik) adalah tempat yang tepat untuk bersenang-senang dan berpesta bagi kaum muda,” ujarnya.

Pengelola pantai yang menyewakan fasilitas kursi dan payung pantai, menganggap tahun ini situasinya tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya.

Massimo, salah seorang pengelola Pantai Rimini mengatakan, ia banyak berharap tamu akan datang di bulan Juli dan Agustus. Namun nyatanya tidak demikian.

“Kami banyak bekerja di bulan Juni. Tetapi sedikit di bulan Juli dan Agustus. Mungkin karena perang, orang Rusia tidak ada di sini. Orang Prancis dan Inggris juga tidak kelihatan. Kami pikir kami banyak bekerja di bulan Juli-Agustus. Tapi kenyataannya tidak seperti itu,” tuturnya.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *