Penulis: Rieska Wulandari

Milan, Wartaeropa.com – Orang Sunda memahami bahwa bumi itu rahim, semesta itu perempuan, dan sang pengayom itu bernama Dewi Sari Pohaci (Dewi Sri).

Perempuan dalam kultur Sunda adalah sang energi, rahimnya mampu mencipta, kreativitas adalah nafasnya, kasih sayangnya menumbuhkan, keterampilannya menganyam, menenun, memasak, membuat keluarganya tumbuh menjadi kuat.

Kenapa yoni (simbol alat kelamin perempuan, lambang kesuburan) menjadi lambang yang sangat penting bagi masyarakat Sunda Purba?

Apakah karena manusia yang belum mengenal agama itu bersifat mesum?

Bukan, bukan itu. Orang Sunda adalah observer. Mereka mengamati fenomena alam, perempuan bisa melahirkan, sedangkan laki-laki tidak bisa.

Oleh karena itu, laki-laki Sunda memiliki pemahaman: berilah benih, perempuan akan memberimu anak.

Berilah kapas, perempuan akan memberimu kain dan pakaian, berilah hasil ladang, perempuan akan memberimu makanan enak di meja makan dan menyimpannya dalam lumbung-lumbung sehingga kamu tidak akan bertemu paceklik.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *