Sementara mengevaluasi proses, di Italia ada ahli dari Universitas Padova Italia, Profesor Giulio Fanti, yang mumpuni dalam pengukuran mekanik dan termal di Departemen Teknik Industri, Universitas Padova Italia.
Obsesinya sejak kecil memang ingin meneliti Kain Kafan Turin. Ia termasuk merasa shock ketika mendengar hasil penanggalan karbon yang jauh meleset dari perkiraan.
Sebagai ilmuwan, ia sadar, penanggalan karbon termasuk cara analisa yang paling presisi, namun tentu saja hasil akan presisi bila sampel yang diambil sudah benar.
Karena Vatikan menolak menghibahkan sampel baru untuk tes lanjutan, maka ia mencoba menganalisa kain kafan ini dengan Ilmu yang dikuasainya: mekanik dan termal.
Mendengar penjelasan keilmuannya, para ahli STRUP yang dihubunginya satu-persatu, kemudian memberikan satu helai benang untuk ditelitinya.
Selain benang, ia juga mendapatkan foto-foto resolusi tinggi dari sisa potongan kain kafan yang dipakai sebagai sampel penanggalan karbon dan dari foto tersebut tampak tenunan yang mencurigakan.
Ia kemudian mengirimkan foto resolusi tinggi tersebut pada para ahli tenun di tiga negara, tanpa mereka sadar bahwa itu adalah foto dari potongan Kain Kafan Turin.
Namun para ahli tersebut memberikan jawaban yang sama, bahwa ada dua jenis kain yang ditenun pada serat-serat kain tersebut.
Pam Moon, salah satu ahli kimia yang terlibat dalam penelitian kain kafan Turin pada tahun 1988 juga mengonfirmasi bahwa kain kafan yang harusnya 100 persen serat flak atau serat linen, pada potongan yang diambil untuk proses penanggalan karbon, tampak memiliki dua jenis serat berbeda. (Bersambung)