Belajar Islam di Jerman, Mengapa Tidak? (Bagian 3 dari 3 Tulisan)

Oleh: Suratno *)

Wartaeropa.comPada tulisan awal disebutkan bahwa Jerman adalah negara sejuta ide. Banyak pengajaran, riset, inovasi, penemuan dan juga gagasan-gagasan besar yang lahir dari Jerman yang berpengaruh besar bagi dunia, termasuk bidang teknik, ilmu alam, ilmu sosial, ilmu humaniora dan bahkan ilmu agama. Jadi kalau ada yang ingin belajar Islam di Jerman, mengapa tidak?

Perdebatan awalnya muncul karena Wissenschaftstrat merekomendasikan pendirian jurusan studi-Islam, padahal yang dimaksud lebih pada jurusan teologi-Islam.

Wissenschaftsrat beralasan tidak memakai nama jurusan ‘teologi’ (Islam), karena di Eropa nama teologi biasanya berkonotasi dengan teologi-Kristen, dan Wissenschaftsrat ingin menghindari hal itu.

Akhirnya setelah perdebatan di kalangan akademisi Jerman, Wissenschaftsrat memutuskan akan membuka jurusan teologi-Islam dan jurusan pendidikan guru agama Islam. Keduanya berada di bawah Zentrum fur Islamische Theologie).

Kedua jurusan ZIT ini akan berada di bawah Fakultas Teologi, sehingga berbeda dengan studi-Islam yang sebelumnya sudah ada di bawah Orientalische Seminar, yang berada di bawah Fakultas Humaniora.

Wissenschatrat juga memutuskan bahwa semua perkuliahan di ZIT harus menggunakan pengantar bahasa Jerman.
Sementara ini, ZIT baru membuka program S1/sarjana dan S2/Master.

Thomas Rachel, Menteri Junior di Departemen Pendidikan Jerman menjelaskan, pembukaan jurusan teologi-Islam juga ada faktor sejarahnya. Terutama terkait dengan munculnya teologi Kristen Protestan setelah reformasi 500 tahun sebelumnya.

Selain studi-Islam, sekarang teologi Islam sudah saatnya dikembangkan di universitas-universitas di Jerman dan juga di masyarakat Jerman.

Rachel menilai, sangat memuaskan setelah ada keputusan dari pemerintah untuk membuka jurusan teologi-Islam dan sekarang jurusan itu menjadi populer di kalangan muda Jerman, bahkan luar Jerman untuk memuaskan dahaga pengetahuan mereka tentang teologi Islam.

Selain jurusan teologi-Islam, kebutuhan adanya pelatihan akademik pendidikan guru agama Islam telah dirasakan sejak lama.

Pemerintah federal mengestimasi bahwa dibutuhkan sekitar 2.500-an guru agama Islam yang direncanakan akan ditempatkan menjadi guru-guru pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah.

Dibutuhkan juga sekitar 1.500-an ustad dan imam untuk ditempatkan di masjid-masjid dan komunitas Muslim di Jerman, karena kebanyakan ustadz dan imam yang ada sekarang tidak mengikuti pelatihan akademik.

Oleh karena itu, hal ini menjadi pasar baru bagi dibukanya jurusan teologi-Islam dan jurusan pendidikan guru agama Islam.

Jadi secara umum, ada dua alasan utama didirikannya jurusan studi Islam dan jurusan pendidikan guru agama Islam.

Pertama, yakni kebijakan memberikan ajaran Pendidikan Agama Islam di sekolah-sekolah untuk melawan Islamophobia.

Kebijakan itu diterapkan untuk melawan sentimen anti-Islam yang makin mewabah di Eropa.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *