Belajar Islam di Jerman, Mengapa Tidak? (Bagian 2 dari 3 Tulisan)

Oleh: Suratno *)

Wartaeropa.comPada tulisan awal disebutkan bahwa Jerman adalah negara sejuta ide. Banyak pengajaran, riset, inovasi, penemuan dan juga gagasan-gagasan besar yang lahir dari Jerman yang berpengaruh besar bagi dunia, termasuk bidang teknik, ilmu alam, ilmu sosial, ilmu humaniora dan bahkan ilmu agama. Jadi kalau ada yang ingin belajar Islam di Jerman, mengapa tidak?

Pada era 1960-an seluruh perguruan tinggi di Jerman, kecuali Universitas Saarbrucken, telah memiliki Orientalische Seminar (OS) dan jarang ada seminar seperti itu di luar perguruan tinggi.

12 tahun kemudian kalangan orientalis Jerman merasa keberatan dengan adanya laporan bahwa dari 32 yang direkomendasikan sebagai lembaga baru untuk membuka Orientalische Seminar, 21 lembaga berhasil didirikan, dan hanya tiga lembaga yang memiliki studi Islam.

Muncul keluhan tidak adanya kajian studi Islam secara khusus. Namun setelah situasi semakin membaik, lembaga Islam India dan Afrika pun didirikan, termasuk di 20 universitas tertua di Jerman.

Dengan spesialiasi khusus di universitas tertentu, baik untuk penelitian maupun pengajaran (tergantung kepentingan pemegang jabatan).

Dalam studi Islam, kajian ini dititikberatkan pada teks, manuskrip dan sejarah, sehingga kajian-kajian Islam memiliki konsentrasi penuh terhadap teks, manuskrip, fakta-fakta historis dan hubungan antar-fakta yang ada.

Pengaruh kajian atas berbagai fakta membuat studi Islam di Jerman menjadi terasa lebih ‘realistis’, untuk tidak menyebutnya berorientasi positivistik.

Agama (Islam) dengan demikian harus dikaji untuk dan dalam kurun waktu lama. Program studi Islam meliputi program dasar selama 4 semester, program utama selama 4 semester dan program belajar penuh untuk studi Islam termasuk disertasi doktoral selama 12 semester.

Di samping program studi Islam di Universitas Freiburg, Universitas Hamburg, Universitas Munster, Universitas Bamberg dan lainnya, ada pula Institut Studi Islam di Universitas Free Berlin, dimana selain mengkaji Islam klasik para mahasiswa juga mengkaji Islam kontemporer.

Dua perpustakaan di Jerman yang terkenal dengan berbagai manuskripnya tentang studi ketimuran adalah perpustakaan Munich di Bavaria yang berdiri pada 1558 dan perpustakaan Marburg yang berdiri pada 1661.

Banyak perpustakaan yang memiliki manuskrip-manuskrip yang terpelihara dengan baik. Sejak 1970 sebuah proyek telah dilakukan untuk membuat sekitar 2500 katalog manuskrip-manuskrip itu.

Ada sekitar 17 perpustakaan khusus dan dua di antaranya yang disebutkan di atas.

Selama dekade 1960-1970, menurut Waardenburg (1993), banyak inisiatif yang ditawarkan demi kemajuan studi Islam di Jerman.

Tercatat ada laporan menggambarkan perhatian terhadap berbagai masalah khusus yang melahirkan ketegangan antara sejarah tradisi filosofis tentang orientalisme dengan meningkatnya perhatian terhadap berbagai masalah kontemporer.

Masalah itu terjadi di negara-negara Asia dan Afrika, yang dipengaruhi oleh perkembangan politik, ekonomi dan budaya.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *